Gue sebagai umat muslim pengeeeeen banget punya anjing. Tapi ya susahkan ya? Ngga susah sih, tapi ya gitu. Katanya anjing itu haram. Ga masalah sebenernya umat Islam pelihara anjing, cuma ngga bebas juga. Dilarang ini sama itu. Kayak ngga boleh kena air liur dan sebagainya. Padahal anjing itu binatang yang bisa dibilang paling setia sama majikannya. Kalo anjing pencium yang hebat, trus mereka disuruh nyium bau sesuatu untuk dicari, mereka bisa sampai berhari-hari nyarinya cuma biar dapet, jadi mereka ngga berhenti sebelum yang dicarinya itu ketemu. Kerenkan? Cuma sayang derajat mereka dimata kita kadang begitu rendah..
Sesuai judul postingan ini, gue kali ini mau bahas tentang perasaan seekor anjing. Bukan anjing peliharaan yang majikannya kaya dan ke salon seminggu 3x. Itu sih ga usah dibahas juga pasti ketauan kalo mereka seneng-seneng aja. Yang mau gue bahas soal perasaan anjing-anjing jalanan yang ntah gimana nasibnya. Kenapa ngga bahas kucing aja malah anjing? Ya pengennya anjing, kok!
Ini mungkin bentuknya bisa dibilang cerpen atau bukan. Untuk menilai, baca aja ya! (:
Ini udah pernah di post di Facebook gue..
Pesanku Selaku Anjing
Aku, binatang berkaki empat. Jenisku beragam. Aku banyak dipelihara di negri luar. Tapi yang selalu membuatku heran, kenapa aku selalu di pandang rendah dan diharamkan oleh umat Islam? Mengapa aku lebih banyak di benci dari pada di sayang oleh umat Islam layaknya binatang lain seperti kucing, misalnya. Apa aku mengganggu?
Padahal aku merasa cukup berjasa di kepolisian. Aku gagah! Tapi kenapa aku dipandang rendah? Namun disisi lain aku di dambakan oleh sebagian orang yang merasa aku ini tidak haram. Mereka mau merawat aku sebagaimana mereka merawat dan menyayangi anak mereka. Kadang kala aku di manfaatkan untuk menjaga keamanan, baik itu oleh pihak Kepolisian ataupun penjaga keamanan rumah-rumah besar. Aku tidak seburuk yang umat Islam katakan-kan? Bahkan mungkin yang membaca karangan ini pun akan terkaget atau menertawai pengarangnya karena judulnya saja mengandung kata “Anjing”. Mengapa jika orang marah, kebanyakan menyebut nama ANJING. Karena aku dikira hina, ya?!
Hatiku selalu sakit jika aku berjalan di jalanan ramai, anak-anak menjauhiku, mereka minta gendong mamanya untuk menghindariku. Bahkan tidak mustahil mereka akan menangis di tempat. Sehingga akhirnya aku diusir oleh sang Ibu. Apa salahnya berjalan di tempat umum?! Apa karena aku binatang?! Tapi ternyata tidak. Aku tidak mengacuhkan anak yang menangis dipangkuan Ibunya gara-garaku tadi. Aku kembali berjalan dan sesekali aku hinggap pada tempat sampah untuk mencari makanan yang mungkin masih bisa dimakan. Kali ini aku menjatuhkan tempat sampah. Si pemilik yang melihat memukuliku dan memakiku dengan kata-kata kasar, “anjing sialaaan!”
Ya, itu sudah biasa bagiku. Aku kembali berjalan dengan tertunduk, terkadang aku berpikir dunia ini sangat kejam. Lalu aku melihat kucing jalanan sedang mengeong di depan pintu rumah orang, aku tertarik untuk melihatnya. Pemilik rumah itu keluar, sungguh beda denganku, kucing itu diberinya makan dan kasih sayang, bahkan senyuman yang tak pernah kudapati. Sedangkan aku? Jika aku menggonggong seperti kucing itu mengeong didepan pintu rumah orang seperti tadi, mungkin aku akan disiksa kembali.
Penderitaanku belum selesai, aku selalu bertanya-tanya dalam hati, ‘mengapa, tidak ada orang yang ingin seperti aku?’. Mengapa kebanyakan orang jika ditanya, ingin menjadi apa bila dipilih untuk menjadi binatang? Tidak mustahil mereka menjawab “Burung”. Ya, aku memaklumi. Burung memang terlihat bebas diangkasa. Bisa terbang sekehendak hati mereka. Seolah tidak ada beban. Tapi percayalah, “NO BODIES PERFECT”. Bahkan seekor burungpun mau tidak mau harus dan pasti mempunyai masalah dalam hidupnya. Mustahil sekali ada yang bercita-cita ingin menjadi Anjing sepertiku. Ya, aku hanya bisa menjalani hidup ini dengan tegar, walau air mata mengiringi setiap langkahku.
Aku ingin berpesan selaku anjing,
#Aku tidak bisa menentang ajaran Tuhan pada Umat Islam untuk mengharamiku, tapi tolong, jangan cacimaki aku.
#Aku berhak hidup bebas, bukan? Berilah aku kebebasan.
#Selagi aku tidak mengganggu, tolong jangan ganggu aku.
#Walaupun aku binatang, aku ingin dihargai.
#Aku tidak ingin ditakuti.
#Aku tidak menggigit jika tidak di ganggu.
#Teori yang mengatakan, jika anjing dipelihara, anjing itu akan berpikir ‘semoga tuanku mati, dan aku dapatkan tulangnya’, itu bohong.
#Kami tulus menyayangi dan menganggap ibu/bapak majikan kami sampai akhir hidup.
#Bacalah buku atau komik tentangku, tontonlah film tentangku, maka kau akan tahu bagaimana perasaanku.
#Aku ingin diberi senyuman walau hanya oleh satu orang.
#Aku.... ingin disayangi.
***
Dan komen-komen yang gue dapet di FB tentang postingan ini adalah kenapa gue bisa ngerti banget perasaan anjing. Apa gue emang anjing, temennya anjing, atau apa.